Yohanes Wempi: Kesejahteraan Atlet dan Kemandirian Cabor Kunci Prestasi Sumbar



POLITIKSUMBAR - PADANG – Upaya peningkatan kesejahteraan atlet dan kemandirian cabang olahraga (Cabor) menjadi fokus utama dalam membangun prestasi olahraga di Sumatera Barat. Hal ini disampaikan oleh Bagindo Yohanes Wempi, calon Ketua KONI Sumbar, yang menyoroti pentingnya perhatian terhadap atlet, baik yang masih aktif maupun yang telah menjadi legenda olahraga.


Bagindo menyinggung program penghargaan bagi legenda olahraga yang dilakukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada 2017. Saat itu, mantan binaragawan Indonesia, Ade Rai, menjadi salah satu dari 286 legenda yang menerima penghargaan dalam Anugerah Legenda Olahraga Indonesia di Hotel Bidakara, Jakarta. Setiap legenda yang diundang mendapatkan uang penghargaan sebesar Rp40 juta sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka di dunia olahraga.


Menurutnya, inisiatif serupa perlu diterapkan di Sumatera Barat. Pemerintah daerah dan KONI harus memiliki visi yang sejalan untuk memastikan kesejahteraan para atlet, termasuk mereka yang telah pensiun. Dengan adanya jaminan kesejahteraan, generasi muda akan lebih termotivasi untuk meniti karier di dunia olahraga.


Membangun Kelembagaan Kesejahteraan Atlet


Untuk merealisasikan hal ini, Yohanes mengusulkan pembentukan badan khusus yang menangani kesejahteraan pelaku olahraga di Sumbar. Lembaga ini bisa berbentuk yayasan, lembaga zakat, pusat usaha atlet, hingga kerja sama dengan pihak swasta dan lembaga pendidikan.


Ia mencontohkan program serupa yang pernah dijalankan pada era kepemimpinan almarhum Syaiful sebagai Ketua KONI Sumbar. Saat itu, melalui bidang Kesejahteraan Pelaku Olahraga (KPO) yang dipimpin oleh Musfi Yendra, atlet kurang mampu mendapatkan beasiswa melalui kerja sama dengan Dompet Dhuafa Singgalang dan beberapa kampus. Ada pula bantuan usaha dan akses lapangan pekerjaan bagi atlet. Program baik semacam ini, menurutnya, perlu dilanjutkan dan diperkuat.


Desentralisasi Anggaran untuk Kemandirian Cabor


Selain kesejahteraan atlet, langkah strategis lain yang diusulkan adalah desentralisasi anggaran untuk cabang olahraga. Selama ini, pendanaan hibah dari pemerintah sering menjadi isu sensitif. Oleh karena itu, Yohanes mengusulkan skema baru, yakni 70% dari anggaran olahraga langsung dialokasikan ke rekening Cabor tanpa campur tangan KONI Sumbar. Sementara itu, KONI hanya mengelola 30% dari total anggaran yang ada.


“Dengan anggaran yang lebih besar, Cabor bisa lebih mandiri dalam mengelola pembinaan atlet, pengadaan sarana prasarana, serta pelaksanaan kegiatan olahraga sesuai dengan aturan yang berlaku,” ujarnya.


Langkah ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem olahraga yang lebih profesional dan berorientasi pada prestasi. Untuk memastikan efektivitasnya, KONI Sumbar berencana menyusun Desain Besar Olahraga Provinsi Sumatera Barat (DBOPSB), sebuah peta jalan strategis yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya peningkatan prestasi olahraga di daerah.


Dengan kebijakan yang tepat, kesejahteraan atlet dapat terjamin, dan Sumatera Barat berpotensi melahirkan lebih banyak atlet berprestasi di kancah nasional maupun internasional.