PADANG – Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy, menegaskan komitmennya untuk membangkitkan kembali budaya Minangkabau dan memperkuat identitas budaya tersebut di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda. Salah satu langkah strategis yang diusulkan adalah mengembalikan nama-nama daerah yang selama ini diindonesiakan ke dalam bahasa Minangkabau, agar masyarakat lebih mengenal dan menghargai warisan leluhur mereka.
Pernyataan ini disampaikan Vasko saat rapat bersama pimpinan OPD Provinsi Sumatera Barat di Istana Auditorium Gubernur pada Sabtu (1/3/2025). Menurut Vasko, pengindonesianan nama daerah telah menghilangkan makna asli yang terkandung dalam bahasa Minangkabau, yang mencerminkan sejarah, filosofi, dan karakteristik suatu daerah. Oleh karena itu, ia bertekad untuk mengembalikan nama-nama tersebut agar identitas budaya Minangkabau dapat lebih terasa dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita harus berani mengembalikan nama-nama daerah yang telah diindonesiakan ke dalam bahasa Minangkabau. Nama daerah bukan hanya sebuah label, tetapi sarat dengan makna, sejarah, dan budaya. Mengembalikannya berarti kita menghidupkan kembali akar budaya kita yang sudah ada sejak lama,” ujar Vasko dengan tegas.
Selain itu, Vasko juga mengingatkan pentingnya menggali dan memperkenalkan kembali simbol-simbol budaya Minangkabau di ruang publik. Salah satunya adalah gonjong rumah gadang yang seharusnya menjadi ikon yang lebih menonjol di setiap kantor pemerintah dan rumah dinas di Sumatera Barat.
“Saya ingin seluruh kantor pemerintah di Sumatera Barat menonjolkan gonjong rumah gadang sebagai simbol budaya kita. Rumah gadang bukan sekadar bangunan, tetapi juga simbol kebesaran, keragaman, dan kebijaksanaan dari budaya Minangkabau yang harus kita banggakan,” tambah Vasko.